Skip to main content

KAMPOENG RADJA ( Destinasi Wisata Jambi )

KAMPOENG RAJDA ( Destinasi Liburan Gratis Untuk keluarga )

Kampoeng Radja merupakan tempat liburan menarik buat warga Jambi 

Lokasi tempat wisata Kampoeng Radja berada  di Jalan Lingkar Barat 3 Nomer 108 Kota Jambi, tak jauh dari Terminal Alam Barajo

Tempat Wisata Kampoeng Radja memiliki luas 8 hektar dengan menawarkan banyak wahana permainan.


Salah satu fasilitas yang sangat dicari di Kampoeng Radja adalah kolam renang yang memiliki ukuran yang cukup luas. Kolam renang ini menjadi sangat populer terutama saat libur sekolah. Selain itu, di Kampoeng Radja juga terdapat area kolam renang yang khusus untuk anak-anak serta ruang tunggu yang luas.

Bagi mereka yang menyukai tantangan, Kampoeng Radja juga menawarkan kegiatan outbound dan flying fox. Di luar musim liburan, tempat wisata ini masih ramai dikunjungi, terutama pada hari sabtu dan minggu.

Kampoeng Radja juga menyediakan fasilitas yang lengkap. Untuk pengunjung Muslim, terdapat dua musala yang tersedia. Selain itu, terdapat restoran dan tempat makan yang nyaman untuk menikmati makanan dan minuman. Seluruh area juga dilengkapi dengan toilet yang nyaman.

Biaya masuk ke Kampoeng Radja juga sangat terjangkau. Hanya dengan membayar Rp 35 ribu per orang, pengunjung sudah bisa menikmati berbagai permainan seperti sepeda air, outbond, dan flying fox secara gratis. Biaya tambahan hanya diperlukan jika ingin menggunakan fasilitas mobil golf dan kereta api, dengan tarif Rp 5 ribu.

Benar, selain menyediakan berbagai permainan dan fasilitas rekreasi, Kampoeng Radja juga menawarkan tempat camping dan Family Gathering. Tempat ini cocok untuk mengadakan acara corporate atau organisasi, di mana pengunjung dapat mengadakan kegiatan berkemah atau berkumpul bersama keluarga dalam suasana yang menyenangkan.

Comments

Popular posts from this blog

BATIK JAMBI ( Motif Tumpuk Manggis )

  Motif Tumpuk Manggis Batik Jambi tidak kalah dengan batik yang berasal dari daerah lain di indonesia, selain memiliki ciri yang khas, motif  batik  Tumpuk Manggis memiliki arti tersendiri yaitu melukiskan penampang buah manggis yang terbelah pada bagian tengahnya, menampakkan kulit luar, daging kulit, dan isi buah secara keseluruhan. Ilustrasi ini bermakna kebaikan budi pekerti, kehalusan akhlak, dan kebaikan hati tak dapat dilihat dari kulit luarnya saja. kebudayaan itu adalah warisan leluhur yang wajib kita lestarikan, jadi buat para pembaca semoga informasi yang menarik ini dapat menambah pengetahuan tentang kebudayaan yang ada di indonesia.

Tari Sekapur Sirih

Tari Sekapur Sirih merupakan kesenian tari yang biasanya di pertunjukkan untuk penyambutan tamu – tamu besar . Tarian sekapur sirih berasal dari Provinsi Jambi dan Riau. Tarian ini diciptakan oleh  Firdaus Chatab pada tahun 1962 . Pada  tahun 1967 tarian ini ditata ulang oleh OK Hendri BBA . Tari ini mendeskripsikan perasaan lapang dan terbuka yang dimiliki orang-orang Jambi terhadap tamu yang berkunjung ke daerah mereka. Penari Dan Gerakan Dalam Tarian Jumlah penari dalam tarian ini berjumlah 9 orang penari perempuan dan 3 orang penari laki-laki. Di antara dua belas penari tersebut satu orang bertugas memegang payung, dua orang pengawal, dan sisanya menari. Gerakan melenggang, sembah tinggi, merentang kepak, berhias (memasang cincin, gelang, anting, serta bedak gincu dan calak), gerakan putar setengah, putar penuh menjadi bagian dari tarian ini. Gerakan tersebut dilakukan dalam posisi level rendah dan sedang sedangkan pola lantai yang dimainkan disesuaikan dengan keb

Benteng Muara Tembesi

hari ini kita kembali ke daerah tembesi jambi, berada di kabupaten batang hari terletak 22 kilometer dari kota kabupaten atau 85 kilometer dari kota jambi. Tak sulit sulit untuk mencapai ke daerah ini kita tinggal mengikuti alur jalan lintas sumatra propinsi jambi. di sinilah banyak terdapat bukti bukti sejarah kolonial belanda yang berada di daerah jambi pada tahun penjajahan dulu. sayang para pelaku sejarah sulit sekali ditemukan. Adalah Benteng Permukiman Kolonial Belanda. menurut warga akhir Mei lalu menceritakan, bahwa awalnya benteng ini didirikan sebagai tempat kediaman dan  perkantoran  penjajah Belanda. Setelah kemerdekaan benteng ini menjadi asrama Tentara Keamanan Rakyat (sekarang TNI).  Peninggalan Belanda yang masih layak huni itusekarang ditempati warga. Sisanya menjadi saksi bisu sejarah yang tak terawat, tergerus usia. Kayu-kayu yang digunakan untuk membuat rumah tersebut berasal dari pohon tembesu dan bulian, dua jenis pohon khas kabupaten Batanghari. Tak