hari ini kita kembali ke daerah tembesi jambi, berada di kabupaten batang hari terletak 22 kilometer dari kota kabupaten atau 85 kilometer dari kota jambi. Tak sulit sulit untuk mencapai ke daerah ini kita tinggal mengikuti alur jalan lintas sumatra propinsi jambi.
di sinilah banyak terdapat bukti bukti sejarah kolonial belanda yang berada di daerah jambi pada tahun penjajahan dulu. sayang para pelaku sejarah sulit sekali ditemukan. Adalah Benteng Permukiman Kolonial Belanda. menurut warga akhir Mei lalu menceritakan, bahwa awalnya benteng ini didirikan sebagai tempat kediaman dan perkantoran penjajah Belanda. Setelah kemerdekaan benteng ini menjadi asrama Tentara Keamanan Rakyat (sekarang TNI).
Peninggalan Belanda yang masih layak huni itusekarang ditempati warga. Sisanya menjadi saksi bisu sejarah yang tak terawat, tergerus usia. Kayu-kayu yang digunakan untuk membuat rumah tersebut berasal dari pohon tembesu dan bulian, dua jenis pohon khas kabupaten Batanghari. Tak heran jika daerah ini kemudian dinamai Pasar Muara Tembesi.
Tak jauh dari rumah-rumah kuno tersebut terdapat sebuah bangunan tua yang menjadi ruang persenjataan Belanda. Saat ini bangunan itu tak ubahnya puing-puing rumah yang terbakar. Atap-atapnya telah roboh. Dindingnya pun kusam menghitam.
sedikit tambahan menurut warga setempat di sekitaran benteng ini terdapat sumur - sumur tempat pembuangan mayat. Sumur kematian itu diprakarsai Jepang yang merebut Benteng dari Belanda pada tahun 1942. Jepang menjajah hanya 3 tahun, tapi sangat membuat rakyat menderita. Sayangnya sumur pembuangan mayat tersebut tidak ditemukan lagi lokasi pastinya, karena telah amblas akibat abrasi.
Kelurahan Pasar Muara Tembesi, walaupun kini hanya sebuah kelurahan kecil, namun ia adalah kota tua yang menyimpan sejuta kenangan sejarah. Kota sejarah yang wajib kita lindungi. Kota tua terpinggirkan, yang seharusnya bisa diangkat menjadi destinasi strategis wisata sejarah.
jadi buat teman - teman yang ingin berwisata sejarah ayo datang ke kecamatan tembesi, lindungilah situs sejarah buat anak cucu kita ^_^
di sinilah banyak terdapat bukti bukti sejarah kolonial belanda yang berada di daerah jambi pada tahun penjajahan dulu. sayang para pelaku sejarah sulit sekali ditemukan. Adalah Benteng Permukiman Kolonial Belanda. menurut warga akhir Mei lalu menceritakan, bahwa awalnya benteng ini didirikan sebagai tempat kediaman dan perkantoran penjajah Belanda. Setelah kemerdekaan benteng ini menjadi asrama Tentara Keamanan Rakyat (sekarang TNI).
Peninggalan Belanda yang masih layak huni itusekarang ditempati warga. Sisanya menjadi saksi bisu sejarah yang tak terawat, tergerus usia. Kayu-kayu yang digunakan untuk membuat rumah tersebut berasal dari pohon tembesu dan bulian, dua jenis pohon khas kabupaten Batanghari. Tak heran jika daerah ini kemudian dinamai Pasar Muara Tembesi.
Tak jauh dari rumah-rumah kuno tersebut terdapat sebuah bangunan tua yang menjadi ruang persenjataan Belanda. Saat ini bangunan itu tak ubahnya puing-puing rumah yang terbakar. Atap-atapnya telah roboh. Dindingnya pun kusam menghitam.
sedikit tambahan menurut warga setempat di sekitaran benteng ini terdapat sumur - sumur tempat pembuangan mayat. Sumur kematian itu diprakarsai Jepang yang merebut Benteng dari Belanda pada tahun 1942. Jepang menjajah hanya 3 tahun, tapi sangat membuat rakyat menderita. Sayangnya sumur pembuangan mayat tersebut tidak ditemukan lagi lokasi pastinya, karena telah amblas akibat abrasi.
Kelurahan Pasar Muara Tembesi, walaupun kini hanya sebuah kelurahan kecil, namun ia adalah kota tua yang menyimpan sejuta kenangan sejarah. Kota sejarah yang wajib kita lindungi. Kota tua terpinggirkan, yang seharusnya bisa diangkat menjadi destinasi strategis wisata sejarah.
jadi buat teman - teman yang ingin berwisata sejarah ayo datang ke kecamatan tembesi, lindungilah situs sejarah buat anak cucu kita ^_^